Menghargai Karya Orang Lain Itu Penting, Maka Dari Itu Jangan Lakukan Tindakan Copy-Paste Tanpa Menyertakan Sumber Beritanya, Terimakasih:)
4

Penantian Panjang

7 bulan telah berlalu setelah kumulai menanti seseorang yang kusayang. 7 bulan bukanlah waktu yang singkat, 7 bulan bukanlah waktu yang mudah bagi seorang pria sepertiku hanya menanti sebuah jawaban yang aku sendiri tak tau kapan datangnya, 7 bulan bukanlah waktu yang bisa membuatku merubah kemana hati ini melangkah.

7 bulan yang lalu, telah kunyatakan perasaanku pada seorang wanita yang pada kenyataannya dia adalah kakak kelas ku sendiri. Aku tak memungkiri, dia begitu cantik, dia begitu sempurna dalam pandanganku, dia begitu istimewa, dan dia yang telah membuatku mengerti akan perbedaan. Bagai gayung yang bersambut, dia pun membalas perasaanku dengan perasaan yang ia punya. Betapa senangnya hati ini saat ku dengar dia juga menyayangiku.

Tapi tak kusangka, setelah kita sama-sama saling mengetahui tentang perasaan masing-masing aku tetap tak bisa memilikinya. Dia telah memberiku sebuah kabar yang membuatku jatuh sangat dalam, aku tak tahu harus berbuat apa pada awalnya. Tapi setelah dia menyatakan apa yang menjadi alasannya, nampaknya akupun mulai menerima keadaan itu.

"Maaf aku tidak bisa menerima mu untuk saat ini, sungguh aku hanya ingin lebih berkonsentrasi pada sekolahku sekarang." Kata wanita itu.
"Benarkah itu ? Baiklah aku akan mencoba menerima dan menjalani semua dengan lapang dada." Jawabku tertunduk lesu.

Sekiranya begitulah gambaran percakapan kami, tak lama setelah kejadian itu. Keadaan mulai membaik, aku mulai bisa menerima semuanya, dia pun juga begitu. Meski kusadari beberapa kawannya terus saja berusaha membantuku untuk bisa memilikinya, aku tau betapa gigihnya mereka membantuku untuk mendapatkannya. Tapi semua terasa sia-sia saat jawaban yang sama selalu terlontar dari bibir manisnya.

Sampai pada bulan ke-7 kami menjalani semua, kawan baiknya tetap saja gigih untuk membantu hubungan kami. Malam itu tanggal 31 Desember 2011. Aku mencoba bertanya pada salah satu kawannya yang juga kakak kelasku melalui pesan singkat yang kukirim ke nomor ponselnya.

"Kak, menurutmu kalo aku nembak dia sekarang gimana?" Kataku dalam pesan tersebut.
"Lho ya nggak papa dek ! Tembak aja sekarang, mungkin aja dia mau nerima." Balas kawannya.
"Yakin tah kak? Nggak lah aku bakalan tetep setia nunggu aja, aku takut sakit lagi". Kataku pada pesan itu.
"Nggak papa dek coba aja, bentar-bentar aku coba telpon anaknya dulu." Balas kawannya lagi.

Begitulah kira-kira beberapa pesan singkat yang aku kirim ke salah seorang kakak kelasku. Malam itu aku benar-benar diliputi kegelisahan. Aku ingin menyatakan kembali, tapi aku takut kata yang sama lah yang akan dia katakan padaku. Tuhan tolong bantu aku !

Beberapa hari kemudian setelah malam itu berlalu tanpa daya ...

Kiranya hari Selasa siang, kami yang sejak awal memutuskan untuk bertemu akhirnya beranjak dari rumah menuju sebuah mall yang cukup besar dikota kami. Kami tak hanya berdua, tak mungkin kami cuma jalan berdua. Dia mengajak kedua temannya dan aku mengajak seorang sahabat karibku. Kami bertemu disana, kami berbincang, dan meluangkan banyak waktu bersama.

Sampai tiba pada arena permainan dilantai paling atas, kedua kawannya lagi-lagi menyuruhku untuk menyatakan perasaan itu. Awalnya aku menolak dan lagi-lagi salah seorang kawannya kembali meyakinkanku  bahkan sampai dia memberi jaminan kepadaku.

"Ayoo dek cepet ditembak ! Mumpung dia mau nerima kamu, tak jamin diterima wes. Cepetan !!" katanya setengah memaksa.
"Loh apa kak?" Kataku sambil diseretnya aku.
"Udahlaah ayoo cepetaan !!" Seret kakak kelasku.
"Cepet ditembak dek !" Sahut yang satunya lagi.

Ku kuatkan hatiku lalu kunyatakan perasaanku hari itu, pada suasana yang ramai, dan orang-orang yang berjalan kesana kemari disamping kami.

"Kamu mau tah jadi pacarku?" Kataku sambil muka memerah penuh keringat.
Dia hanya menganggukan kepala dan berkata ...
"Iya." Katanya singkat.
"Serius? Jadi Pacar loh? Beneran?" Kataku kaget.
"Iya beneran." Katanya singkat namun sangat berarti bagiku.

Setidaknya begitulah saat-saat yang paling mendebarkan dalam hubungan kami yang terjalin selama 7 bulan terkhir ini. 7 bulan yang kutunggu ternyata berbuah sebuah keberhasilan yang mutlak bagiku, dan kali ini aku telah menang telak untuk hatinya. Seketika itu pula kedua kawannya terlihat senang kegirangan. Entah kenapa mereka bersikap begitu. Dari situ kami melanjutkan acara jalan-jalan kami dengan perasaan suka cita. *esc

4 comments:

safira supriyanto :) said...

hahaha :D senyum senyum sendiri bacanya =))
eh itu jawabannya singkat banget ya "iya" gitu doang wkwkwk.. siapa itu yang jawab twin ?
*pasang muka tanpa dosa :o* hahaha

Sekar Ayu Mutia Ratna Wulandari said...

huahaha :D

seyunum nya buat siapa dulu nih? buat aku apa buat ... :p

wuahaha, nggak tau tuh sapa yang jawab, aku forget :p *majang wajah setengah menghina* buakakkaka

safira supriyanto :) said...

hmm buat siapa ya ? :D
buat semua orang deh senyumnya :D

wkwkwkwk =))

Sekar Ayu Mutia Ratna Wulandari said...

wuahaha... bilang aja buat *ehem* :D

wuala twin twin :p *ngiks banget dweeh*

Post a Comment

Pembaca

Pembaca Setia

Back to Top