Menghargai Karya Orang Lain Itu Penting, Maka Dari Itu Jangan Lakukan Tindakan Copy-Paste Tanpa Menyertakan Sumber Beritanya, Terimakasih:)
0

Sebelum Waktunya Tiada

"Mari bersua sejenak, sebelum waktu akan putuskan kapan kita kan bertatap muka." - hana

Sudah lama rasanya, sejak rindu memutuskan tuk pergi lalu keukeh tak ingin kembali. Ego memang begitu terkadang. Begitu menyiksa. Begitu menyakitkan. Linglung sudah aku dibuatnya.
Kemudian, ada kalanya gengsi pun ikut jadi semakin meninggi, sama sekali tak ingin berpijak turun merasa bumi, padahal aku tau bahwa kita sama rindunya. Tapi memutuskan untuk sama-sama tak ingin bersua. Kau menunggu kabarku, begitu juga demikian denganku.
Kalau sudah begini, lantas siapa lagi yang kan kita persalahkan? Waktu kah, atau kepingan tangan Tuhan dengan segala macam cara-Nya?

Kemudian kuhela napas ini dalam-dalam,

sejenak, kuingin membencimu seutuhnya, begitu utuh sampai aku sendiri tak tau sanggupkah kuterima segala resiko dan akibatnya? Sanggupkah aku benar-benar kehilangan?

Seketika,

rindu kembali hadir. Ia, baru saja mendarat setelah perjalanan panjang dan jauhnya ntah ke antah berantah sebelah mana. Dibelahan peta sebelah mana ia telah sukses melakukan persembunyiannya, ia lagi-lagi kembali dengan keadaan utuh. Dan buatku kini malah menjadi semakin rapuh. *esc

Bacalah ini, karna aku ingin kamu mengerti..

Dibalik hati yang tegar ini,
akan selalu ada aku yang ingin kita kembali bersua, meski tak bisa lagi tuk bersama.
Sebelum waktu yang akan putuskan kapan baiknya kita bisa betatap muka.
Sebelum waktu putuskan, jika suatu saat ketika kamu pulang dan aku pulang, tidak akan ada lagi rumah yang sama bagi kita karena kita telah saling pergi dan meninggalkan..
Sebelum waktu, merenggut aku atau kamu terlebih dahulu. 
Kemudian, ia sendiri yang akan buat kita bisa saling menemukan kembali, dalam tanah.
Diambang mimpi.

- hana -

Pembaca

Pembaca Setia

Back to Top