Ketika esok fajar menyapa, kamu tak akan lagi
memperbincangkan tentang saya. Karena kamu sudah bahagia. Dengan bahagiamu
sendiri. Setelah berwindu-windu bersamaku.
Ketika saat itu tiba, kamu tak lagi akan bertanya-tanya
bagaimana kabarku hari ini. Karena sudah ada yang lain, yang kabarnya paling
kamu tunggu sebelum saya. Kita pastikan itu nanti.
Ketika fajar menyapa, saya tidak tahu. Tapi saya meyakini,
kamu sudah akan lupa tentang siapa saya, tentang bagaimana saya, tentang siapa
kita, dan bagaimana kita dulu. Kamu akan lupa sampai saat kamu mengingatnya,
saya sudah tak lagi berada disitu. Karena sudah akan ada orang lain yang siap
sedia menggantikan tempat saya. Mungkin lebih baik, tapi tak akan seperti saya.
Kita jamin itu nanti.
Dan ketika senja kembali keperaduannya, sampai ketika fajar
akan kembali menyapamu. Aku sungguh masih setia menjadi rumah yang siap kamu
huni, sampai kamu butuhkan nanti, kapan pun, dan dimanapun. Hubungi aku!
Aku masih akan setia menjadi hujan yang akan basahkan hatimu
ketika kamu sedang berapi-api. Karena aku tidak akan membiarkanmu terbakar
sendirian.
Aku masih akan setia menjadi gemintang yang akan jadi hiasan tidurmu ketika
malam membawamu kedalam alam bawah sadar. Karena aku tidak akan membiarkanmu
terlelap sendiri, kedinginan.
Aku akan pastikan, bahwa aku tetap setia menjadi apapun yang
kamu butuhkan nanti. Sampai kabar kepulanganmu terdengar olehku. Kita akan lihat
itu nanti.
Karena aku setia menunggu kepulanganmu, kapanpun kamu akan datang.
Aku masih disini. Ketika fajar menyingsing, setelah kau pergi. –hana*esc