Menghargai Karya Orang Lain Itu Penting, Maka Dari Itu Jangan Lakukan Tindakan Copy-Paste Tanpa Menyertakan Sumber Beritanya, Terimakasih:)
0

For A Thousand Years

       Hari ini, entah berapa kali sudah aku mendengarkan alunan nada yang sama... A thousand years. Entah bagaimana cerita, hari ini aku menyadari ada sesuatu yang terjadi ketika nada-nada itu terdengar. Aku tak ingin hanya menyebutnya sebuah lagu yang dinyanyikan seseorang, karena aku tau.. Ada arti yang lebih dalam pada lagu ini selain suara penyanyi yang kudengar.

    Untuk tiap tarikan nafas yang kudengar, demi jutaan gubahan nada yang kudengar.. Aku merasakan getaran yang berbeda ketika aku mendengarnya.... A thousand years.

     Kurasa, aku teringat oleh sesuatu ketika aku mendengarkannya.... Kamu. Aku mengingatmu di setiap bait pada lagu ini. Aku teringat olehmu, pada tiap bait yang kudengar berulang-ulang kali ini.

"I've died everyday waiting for you..." Sesuatu yang entah sampai kini aku juga tak tau apakah aku bisa menjalaninya.. Sampai aku tiada.*esc


     Siang tadi, ketika aku dan kawanku berbincang cukup lama. Kami membicarakan hal yang tabu, hal yang sebelumnya tak pernah kami utarakan satu sama lain. Cinta. Hanya satu kata tersebut yang terus-menerus kami ulangi dialognya. Tapi nyatanya, satu kata itu pula yang membuat kami berderai air mata. 

    Mungkin dia, kawan lamaku ini juga teringat pada seseorang yang sejak dulu ia cintai namun tak pernah ia temui di sebagian penghujung cerita hidupnya.

   Bukan kah ini juga sama denganku? Aku yang mencintaimu sampai titik bertemu diujung kataku ini, juga terkadang berderai air mata ketika teringat oleh mu. Dan nyatanya kami tetap tak pernah bertemu di ujung manapun aku dan dia berada.

    Christina Perri dan Steve Kazee, hari ini sukses membuat segala perasaan dalam hati kami yang selama ini disimpan dalam diam tumpah ruah pada pelupuk mataku dan kawanku. Perasaan yang mungkin sebelumnya hanya kami simpan dalam diam dipenghujung bibir ini..
    
     Mungkin tepatnya tak hanya Christina dan Steve saja yang membuat rasa itu ada hari ini, tapi juga -dia-yang-kami-cintai- namun tak pernah dirasa hak miliknya.

     Kamu yang aku cintai dan dia yang dicintai kawanku nyatanya sama. Kalian sama-sama membuat kami cinta. Kalian sama-sama membuat kami merasa. Kalian, sama-sama kami tunggu untuk pulang kembali kerumah. Hati.

"Darling don't be afraid, I've love you..." 
"And all along I believe, I would find you.."
0

Diskripsimu?


Aku tak lagi perduli pada diksi yang membuat bahasaku semakin indah.
Aku tak lagi perduli pada rima yang membuat rangkaian kalimatku jadi padu.
Aku juga tak perduli pada sajak baku yang membuat untaian kataku menjadi apik tuk dibaca.
Yang aku perdulikan kini adalah kamu.
Sesuatu, seseorang, seonggok, sebuah.... hal yang tak mudah tuk dideskripsikan.
*esc

Karena mendeskripsikan tentang kamu,
membuatku tak lagi berkutat pada diksi, rima, maupun sajak baku yang harus kuperhatikan tatanannya.
Karena mendeskripsikan tentang kamu,
aku menggunakan hati dan perasaanku yang jadi perhatian.

Bukan dengan semua diksi, rima dan sajak yang menjadikan aku hening dan beku seketika.
Karena itu semua membuatku lebih susah menjabarkan, semua tentang kamu.

Sesungguhnya,
menjabarkan.... mendeskripsikan tentangmu
tak serumit rasa yang sedang aku lalui kini.
Semudah dan sesimpel ketika aku berkata 
"Ku kira aku menyukaimu.....".
Tapi serumit dan sesulit ketika aku harus jujur mengatakannya didepanmu.

Jadi....
Mendeskripsikanmu?
Apa iya aku harus menjabarkannya dengan rangkaian paragraf?
Disini.

Pembaca

Pembaca Setia

Back to Top