Menghargai Karya Orang Lain Itu Penting, Maka Dari Itu Jangan Lakukan Tindakan Copy-Paste Tanpa Menyertakan Sumber Beritanya, Terimakasih:)
0

Kamu yang Ingkar

Kamu kan yang ingkar!
Ketika kamu pernah berkata takut jika aku pergi meninggalkan mu sama seperti ketika aku pergi menginggalkan yang lain. Dan sekarang, kamu kan yang ingkar? Kamu yang sekarang, perlahan pergi menjauh. Berjarak. Renggang. Dan memiliki batas.

Mungkin aku terlalu perasa, mungkin. Mungkin aku terlalu berlebihan menanggapinya, mungkin. Mungkin aku juga terlalu bersikap selemah ini, mungkin. Tapi yang aku lihat adalah yang menjadi penilaianku, salahkah jika ini terjadi? Salahkah jika aku mulai ragu?

Satu-satunya hal yang kupercaya hingga kini adalah ketika aku melihatmu masih bersikap menyayangi ku, walau sedikit. Tapi aku tau yang sedikit itu jauh lebih tulus. Aku percaya kamu, ketahuilah itu!

Bagaimana tidak jika setiap kisah yang ku punya telah ku bagi denganmu? Bagaimana tidak jika setiap kisah yang kau punya telah kau bagi denganku? Bagaimana tidak jika setiap tangismu sudah pernah kudengar dan setiap keluh ku sudah pernah kau dengar? Bagaimana tidak jika aku merasa sesayang itu dirimu padaku? Bagaimana tidak jika aku bisa sepercaya ini?! Dan kamu telah ingkar! Kamu yang ingkar!

Ketakutan mu dulu, nyatanya malah terjadi padaku. Ketakutan mu dulu kini menjadi momok bagiku. Ketakutan mu dulu yang pernah kau utarakan padaku, kini menjadi bomerang. Bukan untukmu, tapi untukku. Aku terkena libasan parit yang kau ayunkan sendiri. Aku terkena!

Kecewa? Iya, pasti. Sedih? Tentu saja. Hal ini membuatku marah? Sempat terjadi. Dan aku mulai tidak perduli denganmu? Iya, perlahan ku lakukan itu.

Aku sudah melakukannya, sudah ku lakukan berbagai cara. Tapi kecewaku, sedihku, marahku, ketidak perdulianku... Tidak jauh lebih besar dari sayangku. Aku sayang kamu! Tapi apa iya kamu juga begitu? Apa iya? Bukan kah kamu sudah ingkar?

Aku tidak menyalahkan mu untuk ini, aku tidak.. Karena mungkin yang disana memang jauh lebih baik dariku. Karena mungkin yang disana memang jauh lebih sempurna bagimu dibanding aku. Karena mungkin yang disana bisa jauh melengkapi mu ketimbang aku. Karena mungkin yang disana bisa jauh menemanimu, mendengarkanmu, dan selalu ada denganmu dibanding aku.

Tapi ingatlah, yang disana itu.. Yang baru kau kenal itu.. Tidak jauh lebih baik ketika dia belum mendengar semua ceritamu. Tidak jauh lebih baik ketika dia belum mendengar segala bentuk tangismu. Dan tidak jauh lebih baik ketika dia, belum bagitu paham akan dirimu. Tidak jauh lebih baik, tidak sebaik aku. Setidaknya, itu yang kurasakan. Kamu yang ingkar nyatanya juga tidak membuatku berhenti kemudian berpaling pada yang lain. Kamu!*esc

0 comments:

Post a Comment

Pembaca

Pembaca Setia

Back to Top